Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2019

Situasi Sosial Dan Keagamaan

Sejak abad ke-20, pendidikan di sekolah-sekolah dan perguruan tinggi dinegeri islam, tampak tidak diikat dengan ikatan shahih menurut islam. Tetapi justru telah menjadi sekular, yang berpijak pada dikotomi antara agama dengan kehidupan. Seorang misionaris yahudi , yang bernama Den Loab, telah membuat model kurikulum pendidikan atau paradigma yang akan dipergunakan dibanyak negeri islam.  Dimana pada wilayah praksisnya, yang terjadi ialah ketika lulus, para pelajar atau mahasiswa lebih banyak tahu tentang Napoleon , abad kebangkitan eropa dan perang Amerika dibanding mengetahui tentang sistem islam, dan sejarah kaum Muslimin di Negera mereka sendiri; sebagai contoh, Mesir . Sebuah negeri yang sebenarnya merupakan negara super power didunia sejak berabad-abad lamanya. Dalam konteks ini, tiba sudah masa dimana Islam tidak lagi dipandang hanya sebatas alternatif. Tentu berangkat dari hal tadi, bahkan yang lebih ironis, islam telah disejajarkan dengan standar-standar lain, yang

Kodrat Tuhan Atau Konstruksi Masyarakat...?

Seringkali kita temukan sebuah pernyataan bahwa, "sudah menjadi kodrat perempuan itu di dapur, kasur, dan sumur". Artinya, segala urusan seperti mendidik anak, merawat, dan mengelola kebersihan serta keindahan rumah tangga atau urusan domestik dilekatkan pada perempuan. Padahal, hal tersebut merupakan suatu konstruksi kultural dalam masyarakat tertentu. Untuk itu sangat perlu untuk kita ketahui, mana yang merupakan kodrat Tuhan dan mana yang merupakan hasil konstruksi masyarakat. Dari pembahasan tersebut, tentunya sebahagian dari kita sudah terlintas dibenaknya kata yang tidak asing lagi, yaitu GENDER. Sungguh menarik membahas gender, terutama untuk saya sendiri. Untuk memahami apa itu gender, menarik untuk kita ulik bersama, sebuah buku yang ditulis oleh Dr. Manzour Fakih edisi kedua yang berjudul " Analisis Gender dan Transformasi Sosial ". Padanya, terdapat penekanan bahwa sangat penting mengetahui terlebih dahulu perbedaan antara seks dan gender . Ka

Sebuah Lagu Daerah Untuk Pendidikan Dan Budaya Kita.

ᨕᨒᨆ ᨔᨙᨕ ᨔᨙᨕ ᨆᨘᨕ ᨈᨕᨘ ᨊ ᨕᨚᨇᨚᨑᨗ ᨔᨛᨔᨛ ᨀᨒᨙ ᨊᨔᨅ ᨑᨗ ᨓᨛᨈᨘ ᨅᨕᨙᨌᨘ ᨊ ᨉᨙ ᨆᨙᨆᨛ ᨊ ᨕᨛᨃ ᨊ ᨁᨘᨑᨘ ᨅᨕᨙᨌᨘᨈ ᨆᨗᨈᨘ ᨊ ᨓᨛᨉᨗ ᨔᨗᨔᨛ ᨊᨑᨙᨀᨚ ᨅᨈᨚᨓᨊᨗ ᨆᨔᨘᨔᨊᨗ ᨊᨔᨅ ᨆᨑᨍ ᨊᨓᨊᨓ ᨊᨗ ᨕᨛᨋᨛᨂᨙ ᨄᨚᨒᨙ ᨈᨚᨊᨗ ᨀᨘᨈᨘ ᨕᨙ ᨞ Alamaa sea sea mua Tau naa ompoori sesse’ kalee Nasabaa riwettuu baeccuu’na De’ memeng na engka na guruu Baeccuu’ta mi tu na weddis siseng Narekko battoani masussani Nasaba maraja nawanawa ni Enrenge pole toni kuttue . (Sumber gambar : pribadi) (TERJEMAHAN) Alangkah sia-sianya Hidup manusia yang dilanda penyesalan Karena di masa kecilnya Tidak pernah belajar Waktu kecillah belajar itu diperlukan Kalau sudah besar, akan susah Karena sudah banyak yang dipikirkan Dan kemalasan juga menghampiri. BAGI penulis secara pribadi, lagu ini sungguh sangat berkesan dan sukar untuk dilupakan. Tapi ini bukan tentang mantan yah . Alasan pertama , karena lagu ini sendiri merupakan lagu wajib (sunnah lah kalo tidak ingin berlebihan) kala ibu-ibu sedang akan meninabobokan jagoannya didaerah

Bumi itu datar?

The World Is Flat (buku),  Lima april 2005, Thomas L. Friedman melukiskan “penjajahan” kontemporer dalam literatur tersebut. Sudah barang tentu, hal ini bukan lagi hal yang tabu untuk menjadi suatu "public discourse". Seyogyanya, akan terkonstruk suatu kesadaran kolektif terkait kapitalisme global gelombang ke III ini. Menurut kacamata Friedman, para aktor dalam percaturan Geo-Eko-Pol ini, memiliki “kesempatan” yang sama dalam “berikhtiar” untuk apapun “nawaitu” mereka. Berangkat dari hal tersebut, tentu ini akan menjadi tunggangan empuk bagi para aktor kapitalis, sosialis, dan segala tetek bengek yang bertalian dengan hal tersebut. Mengingat fenomena masa kini, bumi ibarat kertas yang dapat dilipat untuk komsumsi informasi dimanapun dan kapanpun melalui gadget. Nah, barangkali inilah yang dialegorikan oleh Friedman sebagai “the flat” yang sudah barang tentu akan melegitimasi “mega proyek” ini. Membaca fenomena kontemporer, tentu lebih syahdu sekiranya kita m

KONSTITUSI, acuan bernegara.

Dalam sebuah negara, sudah seharusnya memiliki rujukan sebagai pedoman dasar dalam bernegara. Adanya pedoman itu, agar tercipta keseimbangan untuk menghadirkan nilai kemerdekaan pada negara itu sendiri. Adapun pedoman itu, dikenal dengan sebutan Konstitusi. Urgensi sebuah konstitusi, adalah hal yang tak bisa dinafikkan lagi. Hal ini dikarenakan, konstitusi merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dari negara. Konstitusi di Indonesia, dikenal dengan sebutan UUD 1945.  Bila kita pahami secara lebih teliti dan mendalam, pada UUD 1945 terdapat empat alinea yang masing-masing dari alinea tersebut, mempunyai makna yang berbeda. Tapi, dari empat alinea pada pembukaan UUD 1945 itu semua untuk memajukan dan mengupayakan terwujudnya cita-cita Negara Indonesia. Nilai yang terkandung dalam UUD 1945 inilah yang seharusnya ditanamkan pada diri setiap warga negara. Karena bukan hanya tanggung jawab pemerintah saja untuk mencapai tujuan Negara, melainkan seluruh elemen yang a

KONDISIMU MENENTUKAN PEMIMPINMU

"Indonesiaku, Indonesiamu, Indonesia kita" Seperti yang kita ketahui bahwa dalam catatan sejarah Indonesia pra kolonialisme, Indonesia itu telah berperadaban yang canggih dibanding dengan bangsa eropa ataupun bangsa-bangsa lainnya.  Menurut peneliti(an) dari Roma, yang bernama TOLOMIUS pada tahun 1200 Masehi, membikin sebuah buku yang berisi catatan perjalanan KASEROS FATARMOS disungai Sudra lewat laut dimana dia menggambarkan dan menyebutkan sebuah tempat yang masyarakat lokal dan ia pribadi menamainya KAKA NEGARA, yang oleh para peneliti tafsirkan itu sebagai SALAKA NEGARA.  Nah, dalam bahasa Sangsekarta, Salaka artinya logam perak. Dilihat dari fakta sejarah inilah indonesia memiliki kekayaan yang sangat melimpah bahkan ditahun 1200 Masehi, NUsantara sudah mengenal dengan bercocok tanam dengan sistem kepundan yang menurut para pakar pertanian jaman modern merupakan sistem cocok tanam yang canggih serta masyarakat NUsantara kala itu memiliki lahan sendiri r

PERJALANAN SANG BRUTAL MENJADI SANTRI

Pondok pesantren merupakan sebuah institusi pendidikan Islam yang dipimpin oleh seorang Kyai. Kyai ini adalah seorang alim yang mengabdikan hidupnya untuk masyarakat sehingga tidak jarang diberi karomah dan keberkahan oleh Allah SWT. Alkisah disuatu daerah, ada seorang Ibu yang mempunyai anak yang sangat Liar, Nakal, dan Brutal (LNB). Bahkan bisa dikatakan anak tersebut sudah masuk dalam catatan golongan yang terlibat dalam Kasus NARKOBA kelas proletar, hisap lem FOX.  Ibu ini sangat menginginkan anaknya untuk berubah. Bukan berubah jadi Kerasakti yang juga liar, nakal, brutal. Melainkan menjadi pribadi yang baik, bahkan sosok Ibu tersebut merasa iri melihat anak tetangga yang sangat mahir dalam memahami Ilmu-ilmu Agama, terutama dalam Pelafalan pembacaan Ayat Suci Al-Qur'an.  Suatu hari, Sang ibu tersebut membuka seraya membaca koran lokal yang berada didepan rumahnya. Tentu bukan koran selebriti, apalagi koran ramalan bintang. Pada saat itulah Sang ibu ini men

STRATEGI PENYEBARAN DAKWAH WALISONGO DI NUSANTARA

Membahas tentang masuknya Islam di Nusantara, terlebih dahulu kita harus berangkat dari sejarah. Perlu kita ketahui bersama bahwa pada abad ke 7 Masehi, islam sudah masuk di Nusantara yang di bawa oleh para Saudagar Arab, akan tetapi islam belum dianut oleh masyarakat Nusantara secara masif karena Pribumi pada saat itu kebanyakan penganut kepercayaan Kapitayang .  Pada dasawarsa akhir abad ke 13, Marcopolo yang kembali dari Cina lewat laut melalui teluk Persia, menulis bahwa, saat kapal yang ditumpanginya singgah di Negeri Perlak, ia melihat penduduk Perlak terbagi menjadi tiga golongan Masyarakat yaitu: Kaum Muslim Cina, Kaum Muslim Persia-Arab dan penduduk pribumi yang masih memuja roh-roh. Dalam catatan sejarah juga disebutkan bahwa saat kunjungan ketujuh juru tulis Laksamana Cheng Ho mencatat, bahwa pribumi asli belum menganut islam sepenuhnya.  Ma Huan yang ikut dalam kunjungan Cheng Ho yang ketujuh tepatnya pada tahun 1433 mencatat bahwa penduduk yang tinggal di se

Stratifikasi Sosial Masyarakat NUsantara Masa Lalu

Berbicara tentang masyarakat nusantara, pada awalnya perlu kita peta dan bagi atas beberapa golongan masyrakat. Untuk diingat, bahwasanya pembagian struktur masyarakat seperti ini, sepintas lalu kesannya sangat Feodal. Demikian karena, adanya anggapan bahwa masyarakat tertinggi adalah golongan paling atas dan golongan paling bawah yaitu golongan yang paling terakhir dan terendah. Padahal spiritnya bukan pembagian kelas atau strata masyarakat sebagaimana yang berlangsung pada zaman Hindia belanda. Tetapi pembagiannya berdasarkan realitas ukuran-ukuran nilai yang diyakini saat itu. Sesuai dengan porsi kelompok dan pengabdiannya terhadap Negara. Parameter atau ukuran pembagian golongan sosial masyarakat pada masa itu, ditentukan pada kuat atau tidak kuatnya seseorang atau kelompok terkait persoalan materi atau keduniawiaan. Makin jauh keterikatan seseorang dengan persoalan materi dan keduniawian, maka seseorang itu akan tinggi martabatnya ditengah Masyarakat. Pun sebaliknya, k

RELASI LELAKI DAN PEREMPUAN

Allah swt menciptakan segala sesuatu berpasang-pasangan. Keberpasangan mengandung persamaan sekaligus perbedaan, lelaki dan perempuan sama-sama berkewajiban menciptakan situasi harmonis dalam masyarakat,tentu saja situasi itu harus sesuai dengan kodrat dan kemampuan masing-masing. Perbedaan antara lelaki dan perempuan dari segi fisik memang terlihat nyata sejak kelahirannya. Tetapi bukan hanya itu, seiring berjalannya waktu, perbedaan semakin nyata oleh tindakan masing-masing. Lelaki cenderung pada tantangan dan perkelahian (adrenalin), sedangkan perempuan cenderung pada kedamaian dan keramahan. Lelaki lebih agresif dan suka ribut perempuan lebih tenang dan tentram. Menurut psikolog Mesir, Zakaria Ibrahim menulis bahwa, perempuan lebih cenderung masokhisme. Yaitu suatu kondisi yang menunjukkan mencintai diri sendiri yang berakaitan dengan kecenderungan menyakiti diri sendiri (berkorban), kecintaan pada dirinya itu memampukan perempuan untuk mengatasi kesulitan dan sakit

Dibalik DAKWAH NUSANTARA, Antara Fakta, Ghoib, dan Mitos.

 الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ allażīna yu`minụna bil-gaibi wa yuqīmụnaṣ-ṣalāta wa mimmā razaqnāhum yunfiqụn (yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan salat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka. (Q.s Al-Baqarah : 3) Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering  diperhadapkan dengan sesuatu hal yang bersifat "mistis". Itu semua tidak serta-merta harus kita imani adanya tanpa ada hal yang mendasar kita pahami akannya.  Kita seringkali diperdagangkan dengan hal-hal yang berbau mitos, tapi itu semua ada maksud dan tujuannya. Misalkan ketika Maghrib, biasanya anak-anak kecil tidak boleh keluar rumah atau berkeliaran pada waktu itu. Karena, "katanya" pada waktu banyak mahluk (jin/setan) yang sedang berkeliaran.  Orang tua kita selalu menekankan hal itu kepada kita. Pada kesempatan ini saya akan mencoba membuka bagaimana hal seperti