Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2021

Egosentris Dalam Cinta

  Egosentris Dalam Cinta Penulis: Khaerunnisa LDR terjauh ialah saat Assalamualaikum dibalas dengan Shaloom. Cinta itu menyatukan perbedaan, Walaupun agama hadir sebagai pembeda. Pacaran beda agama itu berat, karena ujungnya harus memilih antara mengkhianati Kekasihmu atau mengkhianati Tuhan-mu, atau lebih parahnya meminta kekasihmu mengkhianati Tuhan-nya Melihat judul mungkin terlintas dipikiran pembaca bahwa penulis fokus menuliskan mengenai permasalahan tentang atau mungkin solusi untuk pasangan kekasih yang memiliki agama yang berbeda. Jadi sebelumnya saya memohon maaf, apabila apa yang pembaca inginkan dari bacaan ini tidak didapatkan. Karena disini saya akan lebih membahas dari apa yang dirasakan oleh pihak si perempuan. Perempuan, ialah makhluk istimewa yang diciptakan Tuhan. Generasi hebat terlahir dari rahim perempuan dan tercetak dari didikan seorang perempuan. Perempuan lebih dikenal dengan Makhluk yang selalu menggunakan 9 perasaan dan 1 akal mungkin menjadi alasan utama pe

Stigma Yang Tak Tuntas

  Stigma Yang Tak Tuntas           _Kecantikan paras yang dimiliki perempuan bukanlah sebuah keharusan, sebab semua perempuan terlahir cantik dari sudut pandang yang berbeda_ Penulis: Sahabatwati Juminar (Kordinator Kominfo  PMII IAN Palopo) Lagi-lagi masih soal perempuan yang tak henti-hentinya diperbincangkan oleh semua khalayak entah apa yang terjadi akhir-akhir ini menjadi isu yang sangat hangat. Memang perempuan adalah makhluk yang muliah dapat juga dikata  sebagai penopang generasi penurus bangsa dan menjadi ibu bagi anak-anaknya kelak. Baik dalam kutipannya M. Quraish Shihab meyakini tidak terdapat perbedaan substansial antara kedudukan perempuan dan kedudukan laki-laki dalam Islam, semua manusia memiliki kedudukan yang sama baik dihadapan sesama manusia maupun dihadapan Allah, yang membuat seseorang berbeda dihadapan Allah ialah nilai.  Sekali lagi ketika mengaitkan dengan gender yang diartikan selama ini adalah kontruks sosial yang tertanam dikalangan masyarakat, mengenai perb

Perempuan Jilbab Dan Akhlak

  Perempuan Jilbab Dan Akhlak Penulis: Sartika Kasri Zaman sekarang kita selalu di perhadapkan persoalan  perempuan. Berbicara persoalan perempuan tidak akan pernah ada habisnya. Perempuan adalah makhluk istimewa yang di ciptakan oleh sang maha kuasa. Tuhan menciptakan manusia hebat yang terlahir dari rahim seorang perempuan. Tuhan menciptakan perasaan yang kuat sekaligus rapuh bagi seorang perempuan. Namun sayangnya terkadang banyak perempuan yang tidak mampu memahami keistimewaan yang di milikinya.  Ketika membahas Persoalan perempuan baru-baru ini kita disuguhkan dengan opini perihal perbincangan panas warga net terkait salah satu musisi tanah air  Nisa (Vokalis Sabyan Gambus) yang dikabarkan menjalin hubungan asmara dengan salah satu founder Sabyan Gambus yaitu Ayus. Berita perselingkuhan di antara keduanya di benarkan oleh adik dari Ayus sendiri.  Perihal berita yang beredar meskipun belum ada klarifikasi dari pihak Nisa sabyan para netizen beramai-ramai membuli di berbagai akun m

Perempuan sebagai Hamba Allah Swt

  Perempuan sebagai Hamba Allah Swt penulis: Nur Azima “cara pandang yang membeda-bedakan status gender (jenis kelamin), ras, suku, agama dan bangsa bukanlah cara pandang Tuhan melainkan cara pandang manusia” _KH. Husein Muhammad_ Islam sangat memperhatikan kondisi dan kedudukan perempuan. Islam  melakukan transformasi sosial atas status, posisi, dan peran perempuan, baik dalam ruang domestik maupun publik dengan cara-cara yang mulia tanpa melewatI atau mempertentangkan batas yang menjadi koodrat bagi perempuan Sejarah  yang tidak terelakkan mengamini kita untuk melihat keagungan Allah Swt dalam menciptakan makhluknya dengan sebaik-baiknya. Diantara Allah itu maha maha ‘adil’, subtansi Al-Quran adalah cinta dan kasih sayang, dengan demikian substansi Al-Qur’an juga seluruhnya juga tergambarkan sebuah keadilan sebagai manifestasi cintanya, termasuk adil antara laki-laki dan perempuan.  Pada zaman ‘jahiliyah’ kondisi perempuan sangatlah tidak manusiawi, begitu banyak perbudakan, peleceha

Sebuah Nilai Luhur berasas Islam untuk Indonesia

Sebuah Nilai Luhur berasas Islam untuk Indonesia   Penulis: Sahabatwati Patmawati Sebuah nilai luhur berasas Islam yang saya maksudkan pada tulisan ini adalah empat prinsip dasar Ahl Sunnah Wal Jama’ah (Aswaja). Bagi saya  jika nilai ini dijalankan sungguh-sungguh dalam perilaku keseharian, akan membawa kedamaian dan keselamatan hidup dalam lingkup bermsyarakat/bernegara yang memiliki bergama suku,budaya, dan agama. Ada empat prinsip dasar Aswaja yang perlu dijalankan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu tawassuth (Moderat), tawazun (seimbang), tasamuh (Toleran), dan i'tidal (Adil).  Tulisan ini adalah sebuah bentuk refleksi saya sebagai kader Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) yang enam bulan terakhir menjalani proses di wadah organisasi yang merupakan anak kandung dari Nahdatul Ulama (NU) ini. Meskipun PMII independen secara struktural, namun tidak bisa dipungkiri secara kultural PMII tetap andil dalam upaya menebar dan merawat nilai Ahl Sunnah Wal Jama’ah sebagai landasan