Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2018

KHITTAH ISLAM NUSANTARA

Khitah Islam Nusantara Oleh : KH M.  Ma'ruf Amin . Akhir-akhir ini Islam Nusantara jadi wacana publik. Tak hanya di kalangan warga Nahdlatul Ulama (nahdliyin), tetapi seluruh masyarakat Indonesia ikut memperbincangkannya. Seolah-olah ada anggapan bahwa Islam Nusantara adalah hal baru. Hal ini wajar karena Nahdlatul Ulama (NU) adalah ormas terbesar bangsa ini. Jika terjadi perubahan di dalam organisasi ini, pengaruhnya segera dirasakan oleh seluruh negeri. Karena itu, bentuk apresiasi publik seperti ini sangatlah positif, baik bagi NU maupun bagi negeri ini. Sebagai tema Muktamar NU 2015 di Jombang, Islam Nusantara memang baru dideklarasikan. Namun, sebagai pemikiran, gerakan, dan tindakan, Islam Nusantara bukanlah hal baru bagi kita. Islam Nusantara adalah Islam Ahlussunnah Waljamaah al-Nadliyyah. Mengapa di sini perlu penyifatan al-Nahdliyyah? Jawabnya adalah karena banyak kalangan lain di luar NU yang juga mengklaim sebagai pengikut Ahlussunnah Waljamaah (disingkat

Edisi Admin Menjawab

COPAS PCNU kab. Cirebon #EdisiAdminMenjawab (EAM) Inti yang ditanyakan adalah: 1. Dengan membikin Islam Nusantara berarti menganggap Islam yang dulu (yang dibawa Rasul) salah. 2. Menyalahkan Islam yang dari Arab. Dengan menyalahkan Islam Arab berarti menyalahkan Rasul karena dari Arab. Admin menjawab: 1. Kesalahan anda itu menganggap bahwa tambahan istilah "Nusantara" dalam "Islam Nusantara" itu nama agama baru. Padahal sudah dijelaskan berkali-kali, ribuan kali bahkan sampai kami berbusa-busa bahwa anggapan anda itu SALAH BESAR. Ketahuilah bahwa tambahan istilah "Nusantara" dalam "Islam Nusantara" itu adalah ciri khas/khosois/kekhususan/identitas dan bukan paham baru, bukan aliran baru, bukan madzhab baru dan BUKAN AGAMA BARU. Karena Islam Nusantara itu bukan agama baru maka Islam Nusantara itu merupakan penerus Islam yang dulu, Islam yang dibawa Rasulullah SAW. Jadi Islam Nusantara tidak salah sebagaimana tidak salah

ISLAM NUSANTARA melindungi islam dari Arabisasi

Disinyalir ada upaya besar untuk menggembosi ormas terbesar di Indonesia dan penggiringan opini seolah-olah Nahdlatul Ulama itu sesat dan menyesatkan. Mawlana Habib Lutfi bin Yahya Berkata : "Mereka yang tidak suka NU melakukan berbagai cara untuk mengajak umat Islam agar semakin membenci NU. Padahal negara muslim di seluruh dunia saat ini banyak yang belajar kepada Nahdlatul Ulama tentang bagaimana membina dan mengelola Islam yang damai, ramah, dan santun." Banyak orang mengaku-ngaku sebagai NU Garis Lurus, NU Garis Suci, atau pecinta NU yang justru menghancurkan NU dengan membuat opini-opini yang menebar kebencian dan memunculkan perpecahan.  Tragisnya, bahkan orang NU sendiri yang notabene punya pengaruh besar di mata publik ikut terhanyut dalam hasutan dan hinaan oleh mereka para pembenci NU. Tidak dipungkiri gagasan “Islam Nusantara” bisa menjadi magnet besar dalam membangun besarnya kekuatan Islam di Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dan oleh media-media pe